Socmed-mu, Harimau-mu

Saya mau menuangkan sedikit uneg-uneg dan pemikiran.. “Sedikit” tapi panjang buanget. Karena belakangan ini, isi socmed dan internet sudah tidak seindah dulu, dimana dulu tidak banyak tulisan ataupun status bernada negatif, provokasi, atau diskusi2 yang sering memanas. Saya kangen dengan dunia internet yang dulu, di awal tahun 1995 saat internet di Indonesia baru mulai berkembang….

Yah… maafkan tulisan ini cenderung “nge-judge”, tapi saya biasanya kalo “nge-judge” ya di dalem hati aja sih.. Lha wong saya juga manusia biasa yang tidak luput dari pikiran2 negatif, dosa ataupun membandingkan ini-itu. Tapi saya lebih senang memasang status lucu2, yang positif, dan jualan… Kecuali tulisan yang ini, karena saya prihatin.

Makin hari, sepertinya makin banyak sifat manusia yang muncul di socmed secara jelas, hanya berdasarkan dari status2nya… Kayak tulisan saya ini *ihihihi*. Tapi pada dasarnya ya memang itu manusiawi, dan ini beberapa hal yang muncul ke pikiran saya…

1. Pencitraan
Bahasa paling keren yang sekarang lagi booming. Tapi seandainya dipikir lagi, siapa sih yang nggak melakukan ini? Yakin deh pasti kamu pernah. Pencitraan itu ya perlu.. kalo kamu nggak pencitraan sama calon mertua, mana bisa lolos seleksi jadi menantu? Kalo kamu nggak pencitraan saat ngelamar kerja, mana bisa diterima? Semua orang tidak luput dari hal simpel ini.. bahasa yang lebih umum adalah “Jaim” alias “Jaga Image”.

Teman2 dekatku sudah tau banget sifat2ku.. sampe sejelek2nya pun mereka tau. Disini ya nggak perlu pake acara pencitraan lagi, apalagi suami. Cuma di socmed? Di lingkungan? Tanpa pencitraan, ya aku nggak akan survive. Profesiku dan profesimu, nggak akan bisa dipegang teguh tanpa pencitraan2 tersebut. Apalagi kalo kamu makin terkenal… Akhirnya yang bukan pencitraan-pun, dituduh sebagai pencitraan hanya karena itu hal positif yang dilakukan :)

2. Penjilat
Saya kurang suka dengan kata ini, kayaknya kasar banget. Tapi ini umum sebenernya terjadi di sekitar kita. Selama dalam batas2 kewajaran, tentunya masih bisa ditolerir… Contoh kasus “penjilat” yang aku pernah kerjain? Saat lagi sibuk2 skripsi dan pa dosen suka galak, akhirnya saat bimbingan suka aku bawain makanan. Well, it worked :)

Coba.. siapa yang nggak pernah melakukan ini? Saat kita memang lagi membutuhkan sesuatu, biasanya cenderung akan “ngebaik2in” orang yang mau kita deketin itu.. Call it ass-licking, or whatever, but it’s necessary. Bahkan mungkin kita sendiri nggak suka ngelakuin itu, tapi tetap harus dilakukan… It’s necessary evil :)

3. Materialistis
Untuk kamu yang bilang bahwa duit bukan segalanya, saya respek. Tapi jangan bilang kalo nggak butuh duit. Untuk satu sifat ini, silahkan temen2ku sendiri yang nge-judge, apakah saya begini. Mudah2an enggak, karena ini gak baik. Tapi saya akui, ini sifat dasar manusia yang juga umum. Mungkin bukan materialistis.. tapi lebih pada kebutuhan akan uang. Yes… somehow, banyak yang jadi gelap mata karena uang.

Saya nggak bisa ngomong banyak2 untuk hal ini.. tapi yang saya tau, setiap orang punya rejekinya masing2. Kalo saya bilang “it’s only money”, jangan dicela ya :). But it’s true… dan sometimes, memang bisa dimengerti saat orang melakukan sesuatu karena kebutuhannya terhadap uang. Sayangnya.. “sesuatu” yang ia lakukan pada akhirnya sering sekali mengarah pada hal2 yang kurang wajar, bahkan ilegal.

Mungkin nggak, kita coba terapkan pola pikir begini… Saat kita belum mendapatkan uang/benda tersebut, berarti memang itu belum jadi rejeki kita. Atau juga, saat kita kehilangan sesuatu, artinya itu memang bukan hak kita. Seandainya memang itu hak kita, Tuhan pasti akan menggantinya, bahkan dengan sesuatu yang lebih baik.. dimana itu belum tentu berupa materi.

4. Judging.. atau nge-judge
Nahhh.. kayak saya nih sekarang lagi nge-judge. Maaf ya… Tapi kayaknya ini paling umum dan paliiiiing banyak terjadi sekarang ini.
Siapa yang nggak pernah ngejudge, sekalipun hanya dalam hati? Sumpah deh kamu luar biasa! Dan untuk kamu yang sering nge-judge, alangkah baiknya jika jangan sesumbar dulu, apalagi di socmed.. terlebih kalo itu benar2 hanya berdasarkan pendapat kita pribadi, tanpa bukti yang jelas. Hasilnya jadi fitnah lho…

Sekarang ini, luarrrr biasa banyaknya tulisan di internet dengan headline yang wah banget, dan sedihnya, banyak orang yang langsung nge-judge dari hanya membaca headline tersebut. Apalagi headline bernada negatif.. aku jamin langsung ratusan, bahkan ribuan share. Artinya apa? Media paham dengan kelemahan kita ini, dan mereka mempergunakannya untuk melakukan pembentukan opini dan propaganda (eits, bahasa anak FISIP gue jadi keluar).

Pernah denger kalimat ini :

The pen is mightier than the sword (Edward Bulwer-Lytton).

It’s not literally. Tapi seseorang bisa diputar balikkan kehidupannya hanya dari tulisan.. Sekarang harus diganti kata “pen” dengan “keyboard” kayaknya ya :).

So, masukan dari aku… please.. sebelum kamu share sesuatu yang kamu dapet di internet, research, pikirkan, batasi diri dengan tidak langsung nge-judge hanya dari 1 tulisan, apalagi sebuah headline tanpa membaca isi lengkapnya.

5. Love & hate
Sebenernya pinginnya nulis “lovers” & “haters” yang sekarang lagi booming juga nih :)
Tapi saya mau ngajak sama2 untuk berpikir jernih dan mengerti. Kamu punya anak nggak? Atau punya seseorang yang sangat2 kamu cintai? Atau kebalikannya.. kamu punya seseorang yang sangat2 kamu benci di lingkunganmu? Kira2 gimana?.

Yang ingin aku ungkapkan disini adalah bahwa ini adalah sifat manusia yang sangat bisa dipahami. Saat kita menyayangi dan mencintai seseorang, akan sulit bagi kita untuk melihat kesalahan dan keburukan mereka. Bahkan jika kita pun menyadari adanya kesalahan pada mereka, kita akan sangat pengertian.. berusaha menasehati dan memberi tahu dengan cara2 yang lembut dan penuh kesabaran.

Lalu coba jika kita membenci atau nggak suka pada seseorang… Apapun yang dilakukan orang tsb, di mata kita akan dianggap salah. Sekalipun orang itu berusaha memberikan hal2 baik pada kita.. akhirnya kita akan menuduh dia dengan hal2 lain seperti “penjilat”, “cari muka”, “pasti dia bersalah”.. dsb.

Well? Sadarkah sekarang ini sangat marak si lovers dan si haters… sangking maraknya sampe hubungan kekeluargaan pun bisa retak hanya karena si lovers dan si haters. Tapi, coba deh.. seandainya si lovers bisa memahami bahwa si haters sedang dibutakan oleh rasa benci… sebaliknya si haters bisa memahami bahwa si lovers dibutakan dengan rasa cinta. Saling memaklumi.. saling pengertian dan berpikiran positif. Sulitkah?

Yah… point2 ini sih yang saya rasakan dan cukup bikin sedih karena tulisan2 bernada negatif, yang sometimes muncul di status orang2 yang saya kenal. Mau nggak coba saran2 saya dibawah? Eh ini bukan berarti saya manusia sempurna lho ya.. tapi saya pingin kita semua hidup rukun tanpa pikiran negatif. After all.. kita semua ciptaan Tuhan, dimana Tuhan hanya 1 kok, dan Tuhan jugalah yang menciptakan manusia dengan beragam ras, suku, agama, bahasa…

 

Cobain yuk tips dan saran (sok tau) saya ini :D

– Nasib & jalan hidup tiap orang berbeda
Pahami ini dan ikhlas menerima jalan hidup kita sekarang. Mengertilah dan hargai orang lain. Mungkin secara pendidikan, keilmuan, kamu lebih hebat daripada dia. Tapi kenapa dia lebih sukses, lebih maju dan lebih bahagia? Terimalah bahwa memang itu adalah jalan hidupnya. Janganlah kamu terus sesumbar dan menghina seseorang, apalagi di ruang publik. Karena hinaan2 tersebut akan lebih mencerminkan karaktermu daripada kekurangannya.

– Empati
Pernahkah kamu coba merasakan, seandainya kamu berada di posisi si A atau seseorang yang kamu nggak suka itu? Apakah kamu tau semua cerita hidupnya, semua beban dan apa yang ia alami? Tidak pernah ada salahnya jika kita tetap bersikap baik pada orang, apalagi jika kita tau apa yang sedang ia jalani. Jangan hanya diam saat seseorang berada dalam kesulitan.. cobalah untuk membantu, berbuat baik. Mungkin buatmu, itu hal kecil… tapi buat orang yang kamu bantu, it would mean the world.

– Respek.. saling menghormati
Jaman dulu, orang tua kita selalu mengajarkan bahwa no matter what, kita harus hormat pada orang yang lebih tua, hormat pada orang yang in charge dan menjadi pemimpin dalam golongan. Sekalipun mungkin kita nggak suka padanya, tapi sebaik2nya kita dapat menghormati mereka. Seandainya kita tidak setuju dengan pola pikirnya, sampaikan dengan tata krama yang baik, sikap yang sopan.

Mungkin ini nasehat kolot ya? Tapi nasehat ini tidak salah kok.. Karena walau bagaimanapun, orang yang lebih tua tentunya lebih banyak mengecap asam garam dibanding kita, dan mereka layak dihormati untuk ini. Pimpinan kita, walau bagaimanapun ia dipandang layak menjadi seorang pemimpin oleh beberapa orang. Kita hormati itu.. Pernah nggak kamu dapet ketua kelas yang kamu nggak suka dulu di sekolah karena dia pilihan guru? Oh well :)

– In the end.. We are only human
Betul kan? Kita semua hanya manusia biasa yang pastinya punya banyak kekurangan dan kesalahan. Sometimes, mengerti dengan kesalahan dan situasi orang lain akan berefek baik ke diri kita sendiri. Bikin sakit kepala? Bisa jadi… tapi sebelum kita terus2an meneliti kesalahan orang lain, sudahkah kita interospeksi diri?

 

Saya buat tulisan panjang luar biasa ini karena saya kangen dengan kerukunan antar teman.. status2 bernada positif. Bukan status2 perang komentar. In fact.. bisakah kita coba jaga diri dan jari, untuk mencegah tulis komentar jika itu komentar negatif? Seandainya memang ada niatan untuk memberi tahu kesalahan seseorang, alangkah lebih baiknya jika kita filter dulu tata cara kita hendak berkomentar, dan lakukan secara pribadi dengan orang tersebut.

Bukankah lebih indah jika kita semua bisa hidup rukun dan menghargai pendapat orang lain?
Just a thought :)